Pertanyaan:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ibu yang dirahmati Allah, Terima kasih atas pertanyaan yang Ibu ajukan.
Bismillah.
Dokter, anak saya usia 5 bulan, saat usia 2 bulan divaksin IPD (baru sekali) dan bulan ini jadwal kedua. Sebetulnya sejak awal saya ragu apakah akan memvaksin anak saya atau tidak, karena masalah halal/tidaknya dan takut malah akan berbahaya di kemudian harinya, termasuk vaksin IPD tersebut. Jika vaksin IPD tidak saya lanjutkan apakah ada efeknya/berbahaya? Mohon penjelasan dan saran Dokter. Jazakallahu Khairan. Dari: Titi.Jawaban:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ibu yang dirahmati Allah, Terima kasih atas pertanyaan yang Ibu ajukan.
Sebelum menjawab pertanyaan, ada baiknya kita melihat kembali apa itu IPD dan vaksin IPD. IPD adalah singkatan untuk Invasive Pneumococcal Disease, yakni jenis infeksi berat yang disebabkan oleh strain bakteri Streptococcus pneumoniae, yang merupakan penyebab infeksi terbesar pada anak usia < 2 tahun dengan penyakit yang serius, atau bakteri pneumococcus. Infeksi oleh bakteri tersebut dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala, namun pada kondisi penurunan sistem imun atau sistem imun yang belum sempurna seperti pada anak, bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi serius seperti:
- Meningitis bakterial, yaitu peradangan pada selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang, sehingga menyebabkan penurunan kesadaran, koma, dan kematian, dan juga dapat menyebabkan kebutaan maupun kelumpuhan pada individu yang bertahan hidup.
- Pneumonia, infeksi pada paru-paru, yang sering merupakan komplikasi dari peradangan telinga tengah pada anak (otitis media).
- Bakteremia, kondisi infeksi yang berbahaya dimana bakteri menyebar langsung dalam aliran darah.
- Infeksi sinus, yaitu infeksi pada rongga udara (sinus) sekitar hidung.
Di Indonesia sendiri, kejadian infeksi pneumococcal belum sebanyak kejadian di negara maju. Meskipun demikian, Vaksinasi tetap dianjurkan, untuk mencegah kejadian IPD pada anak, karena fatalitasnya yang tinggi dan gejalanya yang tidak begitu spesifik seperti pada dewasa sehingga sulit dideteksi sejak dini.
Vaksin IPD
Vaksinasi IPD, tujuan utamanya adalah memberikan kekebalan pasif pada anak, untuk mencegah timbulnya penyakit berat yang disebabkan oleh infeksi bakteri tersebut. Vaksin IPD yang beredar di Indonesia di antaranya:
- Prevenar, atau PCV 7, dapat diberikan pada anak usia < 2 tahun, dan dapat memberikan kekebalan pasif terhadap 7 strain bakteri pneumococcal yang berbeda. Vaksin ini lebih efektif dibandingkan Pneumo23, dan dianjurkan oleh WHO karena efektifitasnya.
- Pneumo23, hanya dapat diberikan pada anak usia > 2 tahun, kurang efektif dibanding Prevenar namun lebih murah.
Adapun jadwal pemberian vaksin IPD:
- Usia < 6 bulan : Diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak antara pemberian 2 bulan (usia 2-4-6 bulan), kemudian diberikan sekali lagi (booster/penguat) saat anak mencapai usia 14-15 bulan.
- Usia 6-12 bulan : Diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak antar pemberian 2 bulan dan diulang lagi saat anak usia 15 bulan.
- Usia 12-24 bulan : Cukup diberikan 2 kali saja tanpa perlu penguat atau booster.
- Usia 2-4 tahun : Cukup diberikan satu kali saja tanpa perlu penguat.
Vaksin IPD ini sendiri tidaklah masuk ke dalam Imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah.
Vaksin IPD telah diklaim aman bagi anak. Meskipun demikian, tetap memiliki risiko menimbulkan efek samping ringan, seperti:
Kemerahan, nyeri tekan, atau pembengkakan pada lokasi penyuntikan vaksin (didapatkan pada sekitar 1 dari 4 anak yang divaksinasi).
Demam , Rewel, mengantuk, atau kehilangan nafsu makan, Rata-rata gejala tersebut akan membaik dalam 2-3 hari setelah vaksinasi.
Terdapat pula risiko timbulnya alergi pada komponen pembawa vaksin, yang dicirikan oleh timbulnya gatal dan bentol kemerahan pada kulit. Reaksi yang lebih berat, yang sangat jarang terjadi namun tetap harus diwaspadai,antara lain:
- Bengkak pada wajah dan mulut
- Sesak nafas atau suara serak atau mengi
- Demam tinggi (> 40 derajat Celcius)
Anak kejang, Kondisi tersebut memerlukan penanganan medis segera.
Mengenai masalah timbulnya efek samping maupun reaksi alergi ini, pada dasarnya berbeda-beda pada setiap anak. Karena masing-masing memiliki kondisi tubuh, kesehatan, nutrisi, kerentanan genetik, dan lingkungan yang berbeda pula. Sehingga terkadang dapat terjadi pada 1 anak namun tidak yang lainnya. Sehingga diharapkan orang tua tetap berperan aktif dalam memantau kondisi putra-putrinya setelah vaksinasi.
Apakah ada dampaknya jika tidak melakukan vaksinasi lanjutan?
Vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pasif, sehingga diperlukan titer (kadar) antibodi yang cukup dalam darah untuk mencapai status kebal tersebut, dan titer tersebut dicapai dengan pemberian vaksin berulang. Jika titer vaksin tersebut kurang, maka kekebalan yang diharapkan secara teoritis tidak tercapai dan anak masih rentan terhadap infeksi IPD.
Vaksin, halal ataukah haram?
Pembahasan ini telah cukup lama menjadi bahan perbincangan bagi kaum muslimin. Hal ini terkait juga dengan maraknya pemberitaan mengenai efek samping dan bahaya vaksin, juga tudingan konspirasi di belakangnya. Untuk lebih jelasnya, Ibu dapat membaca link artikel dibawah ini: Permasalahan Imunisasi dan Vaksinasi.
Juga beberapa fatwa terkait yang dikumpulkan Sudara kami, dr. Raehanul Bahraen- semoga Allah Ta’ala menjaganya-: Pendapat Ulama dan Ahli Medis tentang Imunisasi dan Vaksinasi.
Kami pribadi berpendapat, jika Ibu dan keluarga memiliki kelebihan rezeki, dan ingin memberikan pencegahan lebih untuk si buah hati, maka silakan untuk melanjutkan vaksinasi tersebut.
Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dijawab dr. Hafidz N (Pengasuh Rubrik Kesehatan Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com