Para peneliti di University of Montreal telah menciptakan termometer DNA diprogram yang 20,000x lebih kecil dari rambut manusia. kemajuan ilmiah ini dilaporkan minggu ini dalam jurnal Nano Letters secara signifikan dapat membantu pemahaman kita tentang teknologi nano alam dan manusia dirancang dengan memungkinkan untuk mengukur suhu pada skala nano.
Lebih dari 60 tahun yang lalu, para peneliti menemukan bahwa molekul DNA yang mengkodekan informasi genetik kita dapat terungkap ketika dipanaskan. "Dalam beberapa tahun terakhir, ahli biokimia juga menemukan bahwa biomolekul seperti protein atau RNA (molekul mirip dengan DNA) yang bekerja sebagai nanothermometers pada organisme dan variasi suhu laporan hidup dengan melipat atau berlangsung," kata penulis senior Prof. Alexis Vallee-Belisle. "Terinspirasi oleh mereka nanothermometers alami, yang biasanya 20,000x lebih kecil dari rambut manusia, kami telah menciptakan berbagai struktur DNA yang dapat melipat dan membuka pada suhu didefinisikan secara spesifik."
termometer nano ini membuka banyak jalan yang menarik di bidang muncul dari nanoteknologi, dan bahkan dapat membantu kita untuk lebih memahami biologi molekuler. "Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dalam biologi," tambah Prof. Vallée-Belisle, "Sebagai contoh, kita tahu bahwa suhu di dalam tubuh manusia dipertahankan pada 37 ° C, tapi kami tidak tahu apakah ada variasi suhu yang besar pada skala nano dalam setiap sel individu. " Satu pertanyaan saat ini sedang diselidiki oleh tim peneliti adalah untuk menentukan apakah nano dan Nanomotor dikembangkan oleh alam selama jutaan tahun evolusi juga terlalu panas saat berfungsi pada tingkat tinggi. "Dalam waktu dekat, kami juga membayangkan bahwa nanothermometers berbasis DNA ini dapat menerapkan di perangkat berbasis elektronik dalam rangka untuk memonitor variasi suhu lokal pada skala nano," menyimpulkan Prof. Vallée-Belisle.
from https://www.sciencedaily.com