Breaking

Tuesday, September 20, 2016

[Press Release] Indonesia Menjawab Tantangan Global: Sebuah Visi Untuk Masa Depan Bebas Polusi Plastik





Jakarta, 15 September 2016 ­ Sebuah terobosanvisi global baru untuk masa depan yang bebas dari polusi plastik dirilishari ini oleh jaringan 90 LSM. Visi global baru ini memaparkan 10 prinsip dengan tujuan akhir menciptakan 'masa depan yang bebas dari polusi plastik'. Aksi ini merupakan langkah pertamadari gerakan global untuk mengubahsecara mendasar persepsi dan penggunaan plastik.


Para ilmuwan memprediksi bahwa tanpa tindakancepat tanggap dan mendesak akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di laut pada tahun2050, yang akan mengancam keanekaragaman hayati laut dan mempercepat penyebaran dan sirkulasi racun ke dalam pangan laut yang kita konsumsi. Beberapa studi menunjukkan bahwapencemaran plastik dari Indonesia tersebarluas ke perairan internasional dan telah memasuki rantai makanan.Plastik dalam ukuranmikro juga ditemukan dalam perut ikan yang dikonsumsi di pasar Indonesia. Hal ini merupakan ancaman besar bagi Indonesia sebagai negara maritim dan tanggung jawab kepada komunitas global.


Meskipun bahaya paparan polusi plastik mengancamkesejahteraan manusia dan planet kita, pemerintah dan industrisejauh ini gagalmewujudkan perubahan sistemikyang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Padahal,UU 18/2008 telah memandatkan kebijakan pengurangan sampah secara mendasar.


Di Indonesia, penerapankebijakan bea masuk yang tinggi untuk bahan baku plastik akan memberi  peluang  besar  untuk  mengurangi  penggunaan  plastik  secara  mendasar  dan mencegahterciptanya sampah plastik.Namun, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa komitmen penuh penyusunkebijakan terhadapsiklus hidup plastik mulai dari ekstraksi minyak, desain, sampai ke tahap akhir produk.


"Ini pertama kalinyakelompok­-kelompok dari seluruhdunia berkumpul bersama-­sama untuk merumuskan solusi untuk masalah polusi plastik. Deklarasi Tagaytay adalah awal dari sebuah gerakan yang akan membuatpemerintah, kota­-kota dan perusahaan-­perusahaan mengambil tindakan segera dan ambisiusuntuk mengatasi masalah yang berkembang dengan pesat ini," ujar David Sutasurya, salah satu penggagas #BreakFreeFromPlastic yang juga Direktur YPBB.


"Jumlah plastik yang luar biasa besarini digunakan oleh para pendukung teknologi termal untuk membenarkan teknologi pembakaran atas nama ‘wasteto energy’," lanjut Yuyun Ismawati, Co-­Coordinator  Koalisi  Nasional  Tolak  Bakar  Sampah  yang  juga  pemenang  Goldman Environmental Prize 2009.


"Kami mendukung salah satu prinsipdari gerakan global ini yaitu: Tidak ada insinerator baru yang dibangun, dan insentif energi terbarukan untuk pembakaran plastik dan sampah harus dihentikan. Hal ini termasuk gasifikasi, pirolisis, tanur semen, dan fasilitas "sampah menjadi energi" lain dengan teknik pembakaran,” tegas Yuyun Ismawati.


Pemerintah   Indonesia   dan   perusahaan   multinasional   harus   bertanggungjawab   atas penggunaan  plastik  dalam  pola  produksi  dan  konsumsi  serta kerusakan lingkungan yang dihasilkan, yang seringkali sangat berdampak pada kelompok-­kelompok rentan dan sensitif di seluruh dunia. Kami menentangsegala bentuk double standardyang diterapkan negaralain dan perusahaan multinasional kepadaIndonesia maupun negaraberkembang lainnya, terkait isu plastik dan teknologithermal. Tanpa usaha yang kuat dan terintegrasi, serta komitmen dari penyusun kebijakan, sektor bisnis akan terus menggunakan plastik tanpa pandang bulu dan polusi yang terjadi akan lebih intensif.


Koalisi LSM Indonesiauntuk plastik dan zero waste berjuang untuk perubahan kebijakan untuk masa depan yang bebas dari polusi plastik.


Lihat    pernyataan    visi    dalam    video    dan    baca    lebih    lanjut    tentang    proyek #BreakFreeFromPlastic.


Kontak Pers:
Rahyang Nusantara - ­ Perkumpulan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik


M. Adi Septiono - ­ BaliFokus
081313653636 | tio@balifokus.asia


David Sutasurya - ­ YPBB


Penandatangan (signatories) Deklarasi Tagaytay #BreakFreeFromPlastic dari Indonesia:
3.  YPBB