Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan perangkat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu lalu menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity). Mengapa kelangkaan dapat terjadi? Kelangkaan dapat terjadi disebabkan oleh dual hal, yakni sumber-sumber daya ekonomi (alat pemuas kebutuhan) yang terbatas jumlahnya dan kebutuhan manusia yang meningkat lebih cepat daripada ketersedian sumber-sumber daya ekonomi (alat pemuas kebutuhan).
Bandingkanlah dengan jaman dahulu saat manusia masih hidup di jaman purba, sumber daya alam yang sangat banyak tidak perlu diperebutkan oleh jumlah manusia yang masih sedikit. Selain itu, kebutuhan manusia saat itu hanya terbatas untuk kebutuhan primer dalam bertahan hidup sehingga masalah ekonomi saat itu tidak sekompleks saat ini.
Perhatikan gambar berikut ini, apa yang menyebabkan antrian masyarakat yang begitu panjang dengan membawa derijen? Tidak lain dan tidak bukan karena terjadinya kelangkaan minyak yang ada dipasaran sedangkan minyak merupakan salah satu kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Kelangkaan menurut ilmu ekonomi mengandung dua pengertian, yaitu:
1. langka sebab jumlahnya tidak mencukupi dibanding jumlah kebutuhan.
Maksudnya disini adalah perangkat pemuas kebutuhan mempunyai jumlah yang terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan. Misalnya banyak orang yang membutuhkan minyak tanah akan tetapi jumlah pasokan minyak tanah terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan setiap orang yang membutukannya.
2. langka sebab untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan.
Maksudnya disini adalah diperlukan suatu pengorbanan untuk mendapatkan perangkat pemuas kebutuhan. Misalnya saja saat kita membutuhkan bahan bakar untuk memasak katakan bahan bakar itu gas LPG, maka kita wajib berkorban untuk medapatkan gas LPG itu katakanlah mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkannya, sedangkan uang yang kita miliki pun terbatas.
Berdasarkan itulah, maka kita dituntut untuk melaksanakan pilihan (choice) diantara alternatif-alternatif yang ada dan paling menguntungkan dari perangkat pemuas kebutuhan tertentu untuk memenuhi kebutuhan kita.
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan sebab pada dasarnya ekonomi — seperti yang sudah disebutkan di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisble hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan sebagainya.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisis ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam bermacam-macam bidang di mana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya dia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini kadang-kadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; meskipun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan itu malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Inti Masalah Ekonomi Modern
Seiring perkembangan zaman, semakin modern masyarakat maka kebutuhannya semakin banyak dan kompleks. Adapun masalah pokok dalam ekonomi modern meliputi pertanyaan what, how, dan for whom.1. Barang apa yang akan diproduksi dan berapa banyak (what?)
Penentuan apa yang akan diproduksi merupakan masalah pokok dan penting dalam ekonomi. Karena, selain jumlah sumber daya yang terbatas, kesalahan penentuan apa yang akan diproduksi bisa mengakibatkan kerugian, bahkan kebangkrutan bagi produsen, serta dapat pula merugikan masyarakat karena adanya barang dan jasa yang menumpuk tidak terpakai. Ini merupakan pemborosan sumber daya. Masalah ini menyangkut persoalan jenis dan jumlah barang/ jasa yang perlu diproduksi agar sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat.
Untuk menentukan dengan tepat apa yang akan diproduksi, suatu negara terutama para produsennya harus mempertimbangkan dua hal berikut:
- Menentukan Barang dan Jasa Apa yang Sebenarnya Dibutuhkan Masyarakat
- Menentukan Bagaimana Tingkat Ketersediaan Sumber Daya untuk Memproduksi Barang dan Jasa yang Dibutuhkan
2. Bagaimana cara memproduksi barang tersebut (how?)
Masalah ekonomi modern yang ini menyangkut cara berproduksi, yaitu penggunaan teknologi dan pemilihan sumber daya yang dipakai, serta memilih untuk menggunakan tenaga manusia atau tenaga mesin.
Apabila produsen sudah menentukan apa yang akan diproduksi, langkah berikutnya adalah memikirkan bagaimana cara memproduksinya. Cara memproduksi sangat berkaitan dengan cara mengombinasikan sumber daya atau faktor produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Untuk menentukan cara produksi mana yang sesuai, produsen perlu mempertimbangkan aspek efisiensi atau penghematan.
Memilih cara produksi yang paling sedikit membutuhkan biaya agar barang dan jasa yang dihasilkan bisa dijual dengan harga relatif murah. Penghematan bisa dilakukan, misalnya dengan mencari bahan baku dengan harga yang lebih murah tetapi tetap baik mutunya. Selain itu, pertimbangkan pula, perlukah menggunakan mesin-mesin modern? Apabila permintaan sedikit, penggunaan mesin modern tentu belum diperlukan.
Lalu, perlukah spesialisasi (pembagian kerja) dalam berproduksi? Dan apakah tidak sebaiknya menggunakan cara produksi yang padat karya (labour intensive) untuk mengurangi jumlah pengangguran? Apakah cara produksi yang digunakan bisa menyebabkan pencemaran lingkungan? Sudahkah melakukan analisis tentang dampak produksi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar? Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang harus dijawab produsen untuk memilih cara berproduksi.
3. Untuk siapa barang-barang tersebut diproduksi (for whom?)
Masalah ini menyangkut persoalan siapa yang memerlukan barang/jasa, dan siapa saja yang akan ikut menikmati hasilnya.
Produksi barang dan jasa dilakukan bukan hanya untuk konsumen yang akan mengonsumsi barang dan jasa. Masih banyak pihak lain yang diuntungkan dari kegiatan produksi. Dengan adanya produksi, pekerja akan menerima upah, pemilik bahan baku akan menerima uang penjualan bahan baku, pemilik gedung dan tanah akan menerima uang sewa, pemilik modal akan menerima bunga modal, dan pengusaha akan menerima laba dari penjualan produknya. Jadi, yang dimaksud dengan “untuk siapa barang dan jasa diproduksi” sangat berkaitan dengan siapa saja yang akan menikmati pendapatan dari kegiatan produksi. Serta bagaimana cara mendistribusikan pendapatan tersebut secara adil sehingga tidak terjadi kesenjangan dan kecemburuan antarpemilik faktor produksi.
Di Indonesia sendiri sudah ada aturan yang mengatur cara mengupah tenaga kerja hingga bisa dianggap adil, yakni dengan menetapkan UMR (upah minimum regional) di setiap daerah. UMR di kota-kota besar akan lebih tinggi dari UMR di kota kecil. Dengan demikian, UMR di Jakarta akan lebih tinggi dari UMR di Klaten.
Tiga masalah pokok tersebut dapat diringkas menjadi satu masalah inti yang disebut inti masalah ekonomi, yakni bagaimana cara memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas.
Untuk memecahkan ketiga masalah pokok ekonomi di atas dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya kebiasaan dan tradisi, insting, serta komando (paksaan/perintah). Sementara itu bagi masyarakat modern, pemecahan masalah mengandalkan mekanisme harga di pasar. Adapun mekanisme harga itu sendiri adalah proses yang berjalan atas dasar daya tarik-menarik antara konsumen dengan produsen yang bertemu di pasar.
Gerak harga yang terjadi di pasar akan dapat memecahkan ketiga masalah pokok ekonomi di masyarakat, dengan jalan sebagai berikut.
1. Masalah What
Ada dan berapa banyak barang yang akan diproduksi sangat dipengaruhi oleh permintaan masyarakat. Jika permintaan masyarakat meningkat, maka harga akan cenderung naik dan produsen memperoleh keuntungan, sehingga akan memperbesar produksinya. Sebaliknya jika permintaan masyarakat menurun, maka harga akan cenderung turun, sehingga keuntungannnya sedikit dan produsen akan mengurangi produksinya.
2. Masalah How
Bagaimana sumber-sumber ekonomi (faktor-faktor produksi) yang tersedia harus dipergunakan untuk memproduksi barang-barang, tergantung pada gerak harga faktor produksi tersebut. Bila harga faktor produksi naik, maka produsen akan menghemat penggunaan faktor produksi tersebut dan menggunakan faktor produksi yang lain. Jadi gerak harga faktor produksi menentukan kombinasi yang digunakan produsen dalam produksinya.
3. Masalah for Whom
Untuk siapa barang-barang tersebut diproduksi, sangat dipengaruhi oleh distribusi barang tersebut. Barang hasil produksi dijual kepada konsumen. Konsumen membayar harga barang tersebut dari penghasilannya atas penggunaan faktor-faktor produksi. Jadi gerak harga barang dan harga faktor produksi akan menentukan distribusi barang yang dihasilkan.
Masalah Pokok Ekonomi Klasik
Menurut teori klasik, tiga masalah pokok ekonomi meliputi masalah produksi, masalah distribusi, dan masalah konsumsi.1. Masalah Produksi
Produksi artinya menghasilkan barang atau jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia merupakan tujuan sekaligus motivasi untuk melakukan kegiatan produksi. Namun, tidak semua kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Kebutuhan manusia akan terpenuhi apabila ia mengonsumsi barang atau jasa sesuai yang dibutuhkan. Padahal barang/jasa hanya akan tersedia untuk mencukupi kebutuhan apabila diproduksikan. Proses untuk memproduksi barang/jasa memerlukan sumber-sumber ekonomi, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya modal serta keterampilan pengusaha (entrepreneurship).
2. Masalah Distribusi
Distribusi adalah menyalurkan barang/jasa hasil produksi kepada konsumen. Untuk dapat menyalurkan barang/jasa tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun melewati perantara dalam perdagangan. Distribusi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
- Distribusi langsung, artinya menyalurkan barang dari produsen langsung kepada konsumen tanpa melewati perantara. Contohnya seorang penjual martabak memproduksi sendiri dan langsung menjual dagangannya kepada pembeli (konsumen).
- Distribusi tidak langsung, artinya menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen melalui perantara. Misalnya melalui pedagang besar (grosir), pedagang kecil (retailer), agen, makelar, komisioner, eksportir, importir, dan penyalur-penyalur yang lainnya.
Distribusi mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi pertukaran, penyediaan fisik, dan penunjang. Adapun faktor yang memengaruhi saluran distribusi adalah pasar, barang, perusahaan, dan kebiasaan pembeli.
3. Masalah Konsumsi
Konsumsi adalah menggunakan atau memanfaatkan barang yang dihasilkan oleh produsen.
Untuk melakukan kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
- faktor internal, meliputi sikap, kepribadian, motivasi diri, pendapatan seseorang, selera, dan watak (karakter).
- faktor eksternal, meliputi kebudayaan, adat istiadat, lingkungan masyarakat, status sosial, keluarga, dan pemerintah.