Oleh: Anindito Aditomo
Dalam perang, pengetahuan tentang musuh adalah prasyarat untuk menang. Demikian juga dengan perang melawan virus Corona. Kelangsungan hidup kita bergantung pada kemauan dan kemampuan kita semua untuk belajar dan memahami virus yang menjadi musuh bersama ini. Nah, apa yang sudah anda ketahui tentang virus Vorona dan Covid-19, penyakit yang ditimbulkannya?
Kita memasuki minggu kedua (atau ketiga?) darurat Covid-19 di Indonesia. Kecuali anda baru keluar dari gua, seharusnya anda tahu bahwa Covid-19 adalah penyakit yang sangat cepat menyebar. Semoga anda juga tahu bahwa penyakit ini menyebar melalui percikan (droplet) dari bersin atau batuk orang yang menjadi pembawa (carrier) virus Corona.
Karena mekanisme penularan ini, kita perlu paham lebih banyak tentang bersin, percikan, dan daya tahan virus Corona di permukaan yang terkena percikan.
Penelitian menunjukkan bahwa percikan bersin bisa terbang 2 sampai 4 meter. [Ya, ada lho ilmuwan yang berkarir meneliti mekanika bersin!] Bersin ternyata menghasilkan percikan dengan berbagai ukuran, sebagian besar tidak terlihat oleh mata telanjang. Jangkauan percikan tergantung pada ukurannya. Percikan yang kecil bahkan bisa terbawa aliran udara dan mencapai jarak sangat jauh.
Penelitian juga menunjukkan bahwa percikan bersin melaju dengan sangat cepat. Menurut satu sumber, kecepatan percikan bisa mencapai 160 km per jam. Katakanlah anda berdiri 2 mater dari seseorang yang bersin. Percikan dari orang tersebut akan mengenai anda dalam 0.045 detik. Kurang dari sekedipan mata! Kalau ada orang bersin tanpa menutup mulutnya, orang-orang yang ada di dekatnya sudah hampir pasti tidak sempat menghindar dari percikan.
Kalau tidak terkena percikan langsung dari orang yang bersin atau batuk, berarti aman dong? Tidak juga. Percikan yang membawa virus Corona bisa menempel di berbagai permukaan yang disentuh oleh banyak orang: handel pintu, pegangan tangan di kereta, jok motor atau mobil, bangku gereja, lantai atau karpet masjid, dst. Jika anda menyentuh permukaan yang terkontaminasi, tangan anda pun mungkin membawa virus Corona. Hanya perlu satu kali sentuhan ke wajah sebelum virus tersebut memasuki tubuh. Dan siapa sih yang tidak ingin menggaruk atau menyeka hidung, mata, mulut atau wajah yang sedang gatal?
Penelitian menunjukkan bahwa virus Corona bisa bertahan berjam-jam, bahkan berhari-hari, di permukaan-permukaan tersebut. Rincinya bisa dilihat di infografis yang dibuat oleh Lembaga Eijkman ini. Virus Corona paling cepat mati di permukaan aluminium. Itu pun setelah 2 sampai 8 jam.
Apa artinya? Katakanlah seorang pembawa Corona bersin atau batuk di kantor, ruang kelas, atau tempat ibadah. Meja, kursi, tembok, pintu, dan lantai di sekitarnya berpotensi menjadi media penyebaran virus Corona selama beberapa jam atau hari ke depan. Tentu lain halnya jika seluruh permukaan tersebut disterilisasi. Tapi seberapa banyak kantor, sekolah, tempat hiburan, dan tempat ibadah yang membersihkan seluruh permukaan ruangan setiap sekian jam sekali?
Lantas bagaimana? Yang paling gampang, minimalkan kontak dengan orang lain. Bekerja, belajar, dan beribadahlah dari rumah. Tentu ada di antara kita yang harus bekerja di luar rumah. Kita semua maklum sekaligus bergantung pada mereka yang tetap harus bekerja di luar rumah: para dokter, perawat, petugas PLN, pengantar barang, dll. Tapi untuk yang lainnya, selain untuk memenuhi kebutuhan paling mendasar, diam di rumah adalah tindakan paling bijak saat ini.
REFERENSI
Tentang durasi virus bertahan di permukaan:
https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMc2004973
https://www.facebook.com/lembagaeijkman
Tentang jangkauan dan kecepatan bersin:
https://www.healthline.com/health-news/heres-how-far-and-how-fast-a-sneeze-carries-contagious-germs#New-technology-to-study-infectious-diseases
http://news.mit.edu/2016/sneezing-fluid-cascade-not-simple-spray-0210
http://news.mit.edu/2014/coughs-and-sneezes-float-farther-you-think