Breaking

Wednesday, January 27, 2021

5 Alternatif Cara Menyuburkan Tanah ala Zero Waste Cities


    Pengolahan sampah organis di Zero Waste Cities memiliki berbagai macam metode. Pengolahan sampah organis bisa dilakukan secara individu atau kelompok. Secara individu, dikenal ada beberapa jenis media pengomposan. Diantaranya adalah metode takakura dan bor biopori. Dalam skala komunal, ada bata terawang, lubang kompos dan biodigester. Pemilihan media pengomposan dapat dipilih berdasarkan pada karakter warga dan potensi yang dimiliki oleh RW atau kawasan. 


    1. Lubang Kompos

    Pengolahan sampah organis yang cukup mudah dilakukan dan juga dapat menampung dalam jumlah besar adalah lubang kompos. Satu lubang kompos dengan ukuran 1 meter kubik dapat menampung 12-14  ember sisa makanan lunak dan 18-21 karung sisa makanan keras, daun dan ranting. Namun dalam pembuatannya lubang kompos ini memerlukan lahan yang cukup luas dan lokasinya bukan di titik terendah dimana air akan menggenang saat hujan turun. Panduan lengkap mengenai cara pembuatan lubang kompos, bisa Anda lihat Panduan Lubang Kompos.

Lubang kompos di RW 7 Kelurahan Cihaurgeulis, Kota Bandung (Foto : Dokumentasi YPBB, sebelum pandemi)


Lubang kompos di RW 7 Kelurahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung (Foto : Dokumentasi YPBB, sebelum pandemi)


        2. Bata Terawang

    Hampir sama dengan lubang kompos, bata terawang juga dapat menampung sampah organis dalam jumlah yang banyak. Bedanya, bata terawang disusun sedemikian rupa dengan bahan utama batu bata, agar dapat nemanpung sampah organis. Bata terawang ini umumnya memiliki tinggi 1-1,5 meter. Contoh media bata terawang bisa Anda lihat di Kantor YPBB, atau di Taman Lansia Sukaluyu, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Panduan lebih lanjut tentang pembuatan bata terawang bisa Anda lihat di Panduan Bata Terawang.

Bata terawang di RW 7 Kelurahan Lebak Gede Kecamatan Coblong, Kota Bandung (Foto : Dokumentasi YPBB, sebelum pandemi)

Bata terawang di RW 9 Kelurahan Parungserab, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung (Foto : Dokumentasi YPBB, sebelum pandemi)

         3. Biodigester

        Teknologi canggih yang direkomendasikan untuk mengolah sampah organis dalam skala kawasan adalah biodigester. Biodigester ini bekerja dengan cara mengubah sampah organis menjadi gas. Beberapa RW di Kota Bandung dan Cimahi mulai memanfaatkan teknologi ini. Hasil pengolahan bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak. Salah satu kelurahan yang sudah memanfaatkan biodigester adalah RW 9 di Kelurahan Sukaluyu, Kota Bandung. Cara kerja dan penggunaan biodigester bisa didapatkan di Biomethagreen.

Biodigester di RW 9 Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung (Foto : Dokumentasi YPBB) 

        4. Takakura 

    Metode pengomposan ini menjadi salah satu metode yang paling favorit bagi rumah tangga. Selain mudah dalam pengelolaannya, metode ini juga mudah untuk dibuat. Jenis sampah organis yang disarankan untuk diolah di media Takakura ini adalah sampah organis lunak atau sampah sisa makanan. Itulah kenapa metode atau media ini sangat disarankan setiap rumah untuk memiliki, supaya bisa mengolah sampah secara mandiri dari rumah. Seperti Dania Permanasari, salah satu trainer YPBB yang sudah mengolah sampah organisnya di rumah menggunakan metode Takakura. Video pengolahan sampah organis yang Dania lakukan bisa Anda lihat di link ini


        Pengomposan metode Takakura yang dilakukan oleh Diah Ayuditha, staff YPBB  (Foto oleh Diah Ayuditha)


Menurut Koji Takakura, penemu metode pengomposan Takakura ini, pengomposan akan efektif dilakukan bila berada di tempat teduh yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Selain itu, ada beberapa tips lainnya yang bisa Anda lihat di artikel Belajar Bersama Si Pencipta Takakura di RW 09 Sukaluyu.


        5. Lubang Resapan Biopori 

Tanah yang subur adalah tanah yang kaya akan kehidupan. Jutaan mikroorganisme tanah bisa kita munculkan dengan memunculkan biopori di tanah melalui lubang resapan. Selain takakura, pembuatan lubang resapan biopori juga disarankan untuk pengolahan sampah organis skala rumah tangga. Namun, lubang resapan biopori ini hanya bisa dibuat di rumah yang memiliki lahan cukup karena pembuatan biopori ini dilakukan di lahan terbuka. Metode biopori ini dilakukan dengan membuat lubang seperti lubang bor sedalam 1 meter yang akan diisi oleh sampah organis. Pembuatan lubang resapan biopori ini bisa Anda baca di Panduan Lubang Resapan Biopori.

Pembuatan lubang resapan biopori pada pelatihan Zero Waste Lifestyle di RW 7 Kelurahan Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung  (Foto : Dokumentasi YPBB, sebelum pandemi)

        Beberapa metode pengolahan sampah organis ini bisa Anda terapkan di rumah, kantor, atau kawasan sekitar Anda. Tidak menutup kemungkinan ada metode atau cara lain yang bisa dilakukan selain 5 cara tersebut di atas. Namun, satu hal yang harus menjadi perhatian adalah metode pengolahan tersebut tidak memberikan dampak buruk bagi tanah dan lingkungan sekitar. Dengan begitu, tanah kita menjadi subur dan dapat menumbuhkan pangan yang sehat juga bergizi.