Breaking

Thursday, October 23, 2014

LAIN DULU LAIN SEKARANG

Merdeka.com - Bekasi yang sekarang sedang di-bully di sosial media dulunya adalah kota rawa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya daerah memakai rawa di depannya, sebut saja Rawa Lumbu, Rawa Bebek, Rawa Gede, Rawa Panjang, Rawa Tembaga, Rawa Baru, Rawa Pasung, dan masih banyak lagi.

Walaupun dulu banyak rawa di Bekasi, nyatanya saat ini hampir tidak ada rawa yang tersisa. Rawa-rawa yang dulu ada di Bekasi hanya tinggal nama dan saat ini sudah menjadi bangunan-bangunan megah.

Rawa Tembaga yang dahulu melintas cukup luas di sepanjang Bekasi, saat ini sudah berubah menjadi Kantor Pemkot Bekasi, Gelanggang Olah Raga (GOR) Bekasi, stadion, monumen, perumahan, bahkan pusat perbelanjaan seperti Metropolitan Mal, Bekasi Cyber Park, Living Plaza, Mega Bekasi Hypermall, dan Bekasi Square. Rawa Panjang pun saat ini hanya tinggal nama jalan saja karena sudah dibangun beberapa perumahan.

Sedangkan Rawa Baru yang terletak di timur Bekasi sudah berubah menjadi pertokoan, perkantoran seperti kantor DPRD Bekasi, pasar segar, dan universitas.

Budayawan kota Bekasi, Ali Anwar, mengungkapkan rasa kekecewaan yang besar terhadap pemerintah kota Bekasi.

"Saya sangat kecewa dengan pembangunan yang ada di kota Bekasi. Ternyata banyak pejabat bermulut manis, tapi berhati busuk. Mereka hanya mementingkan pribadi dan kroni pada generasinya dengan merugikan anak cucu orang Bekasi," ungkapnya pada merdeka.com, Jumat (17/10).

Menurutnya, pembangunan yang saat ini terjadi di Bekasi berdampak buruk pada ruang terbuka hijau dan resapan airnya menyusut. Ini makanya Bekasi sering terkena banjir jika hujan lebat.

"Warga Bekasi selalu protes. Tapi kuping mereka (pemerintah kota) tuli, nuraninya tertutup oleh uang. Semoga diampuni dosa-dosanya," ujar Ali mengutarakan kekesalannya.

Sementara Aldita Putri, yang juga adalah warga Bekasi yang tinggal di daerah irigasi Bekasi mengungkapkan bahwa pembangunan di Bekasi itu ada plus minusnya. "Sebenarnya sih ada plus minus ya dari pembangunan mal di Bekasi, tapi kalau melihat mal yang sangat banyak di Bekasi, jujur saja lihatnya jadi pusing. Terus agak sedih juga melihat kali yang semakin mengecil dan kurangnya sawah serta pepohonan, jadi enggak asri lihatnya. Akibatnya Bekasi jadi sering banjir," ujar Aldita.

Bagi warga Bekasi lainnya, Vina Setiawati, yang tinggal di Harapan Jaya, pembangunan mal sah saja. "Namun kalau memang ada pembangunan harus sesuai aturan alias gak berlebihan. Soalnya lahan hijau di Bekasi berkurang drastis. Harapanku sih semoga pemkot Bekasi punya strategi agar pembangunan kota Bekasi tetap oke, tapi lahan hijaunya tetap ada dan terjaga. Jangan seperti sekarang yang menghilangkan rawa-rawa yang dulunya pernah ada," ujarnya.

Bagi warga Bekasi, ruang terbuka hijau juga penting. Karena selain menyejukkan, bisa juga menjadi tempat penyerapan air sehingga banjir yang sering melanda daerah Bekasi bisa teratasi.